Selasa, 31 Agustus 2010

Seluruh agama yang kita kenal di dunia ini, selalu menganjurkan umatnya untuk hidup damai berdampingan. Salah satu caranya ialah melalui sikap saling memaafkan. Namun meskipun maaf adalah kata yang sederhana, nyatanya memaafkan seringkali sulit dilakukan. Padahal kalau bisa menerapkannya, dampaknya sangat dahsyat. Selain memberi dampak psikologis berupa ketenangan jiwa, memaafkan akan memberi dampak medis berupa meningkatnya daya tahan tubuh sehingga tubuh bisa menangkal berbagai penyakit yang mungkin datang, dan pada akhirnya memperpanjang usia.

Sebuah penelitian oleh psikolog dari Virginia Commonwealth University, Worthington, Jr. pada tahun 2005 menunjukkan efek dari sikap memaafkan terhadap tubuh manusia. Ternyata aktifitas otak, pola hormone dan komposisi zat kimia dalam darah orang yang tidak memaafkan sama dengan keadaan orang yang sedang stress. Selain itu, ada kecenderungan dalam peningkatan kekentalan darah, tekanan darah dan penegangan otot. Kondisi ini jelas berpotensi menyebabkan gangguan kesehatan. Sedangkan pada orang yang memaafkan, kondisi yang muncul adalah sebaliknya.



Psiko-neuro-imunologi
Ilmu kedokteran modern telah mengakui dan membuktikan bahwa pikiran, perasaan dan tubuh itu sejalan. Hal ini dipelajari dalam bidang ilmu yang khusus mengenai kejiwaan, saraf dan kekebalan tubuh yang disebut psiko-neuro-imunologi.

Sering kita alami saat datang rasa marah, sedih, benci, cemas dan segala perasaan tidak menyenangkan, nafas kita menjadi pendek-pendek atau bahkan tersengal. Kadang bahkan muncul gejala yang lebih, seperti berkeringat dingin, jantung berdetak kencang, sakit perut atau diare. Namun ketika diperiksa, tidak akan ditemukan penyakit tertentu yang sedang menyerang si penderita. Gejala ini dikenal sebagai gejala psikosomatis. Ia disebabkan oleh pikiran manusia yang beraksi pada amarah dan stress dengan memproduksi hormon adrenalin dan kortisol secara berlebihan.

Pada kenyataanya, otak memang merupakan pusat pengendali semua sistem tubuh. Jadi dapat disimpulkan bahwa apa pun yang mempengaruhi pikiran dan perasaan akan mmempengaruhi sistem kekebalan dan fungsi tubuh pada umumnya. Nah, saat seseorang bisa menetralisir emosi negatif seperti amarah dan kebencian pada orang lain dengan memaafkannya, maka ia telah menghadirkan pikiran dan perasaan positif bagi dirinya sendiri, yang kemudian akan memperbaiki keadaan tubuhnya.

Jadi, sudahkah anda memaafkan hari ini?

Categories:

7 komentar pembaca :

Sang Cerpenis bercerita mengatakan...

intinya jangan lama2 kalau lagi marah.

DenBaGas mengatakan...

Salam
Wah, insyaallah saya usahan memaafkan siapa pun walau tanpa diucapkan walau itu dalam hati sekalipun..
Saya menikmati informasi ini kawan

Salam kawan

catatan kecilku mengatakan...

Tak semua orang mampu untuk memaafkan kesalahan orang lain. Perlu jiwa besar utk melakukannya... :D

the others.... mengatakan...

Marilah kita lupakan amarah dan dendam di hati.. dg memberikan maaf, agar hati kitapun tenang.

Ella mengatakan...

ternyata memaafkan memberikan efek yg baik buat kesehatan, asal maafnya sungguh-sungguh keluar dari lubuk hati yg terdalam

infolombaku mengatakan...

sudah,... meskipun memaafkan sangat sulit sekali rasanya. He2 :-)

Unknown mengatakan...

met lebaran ya,.maaf lahir dan batin.